🦮 Kisah Yesus Mengubah Air Menjadi Anggur
Sepertihalnya Yesus sanggup mengubah air menjadi anggur, Dia sanggup mengubah kita yang "biasa-biasa" saja untuk menjadi anggur yang baik yang bisa memberkati, membawa sukacita bagi banyak orang. Kalau kita baca lagi kisah di atas, kita bisa melihat bahwa awalnya tempayan-tempayan itu disuruh Yesus sendiri untuk diisi dengan air. Ini bisa
YesusMengubah Air Menjadi Anggur. Pada hari ketiga ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ; Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu. Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: "Mereka kehabisan anggur.". Kata Yesus kepadanya: "Mau apakah engkau dari pada-Ku ibu? Saat-Ku
Kisahyang melibatkan Yesus dan Petrus mempertontonkan ketaatan. Petrus mau membawa Yesus sedikit lebih jauh dari kerumunan agar Yesus yang berbicara bisa diperhatikan orang. KehadiranNya membawa suka cita. Bukan sembarang sukacita, tapi suka cita yang tidak berhenti. Ia mengubah air menjadi anggur. Persediaan anggur melimpah bahkan lebih
Banyakmemakai simbol2: misal Air menjadi anggur →PL jadi PB 5 Bait Allah →Tubuh Yesus : sbg tempat pertemuan Allah dan mns Banyak memuat kotbah dari pada perbuatan Injil ini menarik bagi orang sederhana. 2.
Dalamdiri mereka yang percaya kepada-Nya, air hidup sehari-hari diubah menjadi anggur kasih yang menjadikan hidup baik, indah dan berbuah. Sungguh, Kana adalah pemakluman dan antisipasi anugerah anggur baru Ekaristi, kurban dan perjamuan di mana Tuhan datang kepada kita dan memperbaharui serta mengubah kita.
Darimengubah air menjadi anggur hingga memberi makan lima ribu orang dengan lima roti dan dua ikan, Yesus tidak pernah gagal untuk mengejutkan orang-orang di sekitar-Nya. Berjalan di atas air juga menjadi kisah Yesus yang populer dikalangan anak-anak. Cerita ini diambil dari Kitab Perjanjian Baru, injil Matius:14.
DiKana, Yesus mengubah air menjadi anggur. Bukan sekedar anggur, tapi dikatakan anggur yang baik. Anggur yang baik ini kemudian dinikmati dan menjadi berkat bagi banyak orang yang hadir disana. Dari kisah yang terkenal ini kita bisa mengambil pelajaran penting. Seperti apakah kita saat ini?
ay 7). Setelah itu, Yesus meminta mereka untuk menyendok air itu dan membawanya kepada pemimpin pesta. (ay 8). Lalu inilah yang terjadi. "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya". (ay 9).
SalamKasih, Saya ingin bener2 tau bagian mana dari perkataan maria ibu Yesus yang menyatakan atau mengatakan meminta Yesus untuk mengubah air menjadi anggur sepengertian saya akan ayat itu tidak menjelaskan atau mirip sebagai suatu permintaan saya melihat di ayat itu seprtinya Tuhan Yesus bertanya "ada apa" saya cendrung beranggapan
. SC Chuah Yohanes 21-11 Kemarin saya mendengar TedTalk, program yang menyebarkan ide-ide yang layak disebarkan. TedTalk ini berbicara tentang rahasia untuk hidup sampai 100 tahun dari seorang ilmuwan. Mereka meneliti tempat-tempat dan juga kebiasaan-kebiasaan orang-orang yang hidup melebihi 100 tahun. Salah satunya adalah rajin beribadah. Bahkan riset menunjukkan bahwa kalau kita rajin beribadah, usia kita secara umum diperpanjang selama empat tahun. Ini hanya sebuah fun fact. Tentu saja kita tidak datang beribadah karena itu. Kita datang karena kita ingin menyembah Allah kita. Sekalipun riset menunjukkan bahwa mereka yang rajin beribadah usianya diperpendek sepuluh tahun pun, saya berharap kita tetap akan beribadah. Perilaku dan kebiasaan orang percaya tidak ditentukan oleh riset, tetapi oleh firman Allah. Namun, senang untuk mengetahui bahwa rajin beribadah juga ada efek positif terhadap kesehatan, bukan saja secara rohani tetapi secara jasmani. Pada umumnya orang yang rajin beribadah dan terkoneksi kepada sebuah komunitas, usianya mereka menjadi lebih panjang. Hari ini kita akan melanjutkan di Yohanes 21-11. Peristiwa terkenal Yesus mengubah air menjadi anggur. Pada hari ketiga ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ; Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu. Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya “Mereka kehabisan anggur.” Kata Yesus kepadanya “Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba.” Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!” Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung. Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu “Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air.” Dan merekapun mengisinya sampai penuh. Lalu kata Yesus kepada mereka “Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta.” Lalu merekapun membawanya. Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya ia memanggil mempelai laki-laki, dan berkata kepadanya “Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang.” Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya. Saya mau menarik perhatian saudara ke ayat 11 yang menyatakan bahwa “ini adalah tandanya yang pertama.” Yohanes tidak pernah memakai kata mukjizat, dia hanya memakai kata “tanda”. Dengan kata lain, semua mukjizat yang kita baca di Injil Yohanes, adalah tanda-tanda. Tanda berarti, mukjizat itu sendiri adalah sebuah petunjuk ke satu hal yang lain. Mukjizat itu adalah seperti sebuah tanda anak panah, mengarahkan perhatian kita kepada sesuatu yang lebih penting. Itulah maksudnya sebuah tanda. Mukjizat itu sendiri tidak sepenting apa yang mau ditunjuk oleh mukjizat itu. Jadi apakah ini mukjizat Yesus yang pertama, kita kurang pasti. Yang pasti ini adalah tanda yang pertama. Namun berdasarkan apa yang dikatakan oleh ibunya, Maria, ada kemungkinan mukjizat ini bukan yang pertama yang dilakukan oleh Yesus. Maria sangat yakin bahwa Yesus akan melakukan sesuatu pada hari itu. Hal ini menandakan bahwa ada kemungkinan Yesus sudah pernah melakukan hal semacam ini sebelumnya. Bagaimanapun juga, kita tidak perlu bersikap dogmatis dalam hal-hal seperti ini. Saya akan memberikan beberapa informasi tambahan tentang perikop ini. Saya percaya informasi jika disertai iman akan membawa kepada transformasi. Informasi saja tidak berarti, tetapi saat informasi ditambah dengan iman, itu akan membawa kepada transformasi. Seluruh perikop ini adalah tentang transformasi. Tandanya adalah untuk menunjukkan siapa Yesus dan apa tujuan kedatangannya. Apa yang ingin dia lakukan di dalam kehidupan saudara. Tandanya dapat disimpulkan dengan satu kata, yakni transformasi. Beberapa informasi adalah, peristiwa ini terjadi pada hari Rabu karena orang Yahudi pada umumnya menikahkan anak-anak mereka pada hari Rabu. Dalam aturan orang Yahudi, hari Rabu adalah hari pernikahan para perawan. Alasannya adalah, hari Senin dan Kamis adalah hari ketika sidang mahkamah diadakan. Jadi hari penikahan ditetapkan pada hari Rabu supaya kalau ada yang tidak puas dengan pernikahan dan mau menggugat ke mahkamah, mereka bisa berbuat demikian di hari berikutnya, yakni Kamis. Kedua, kita juga tahu dari kebiasaan zaman dulu pesta pernikahan bisa berlangsung selama tujuh hari. Pestanya bisa berjalan selama tujuh hari dan melibatkan seluruh kampung. Jadi pesta nikah biasanya memakan biaya yang cukup besar. Jadi kita bisa memahami kenapa tuan rumah bisa kehabisan anggur. Saat kehabisan anggur, Maria sepertinya memberikan semacam petunjuk kepada Yesus dengan harapan Yesus berbuat sesuatu. Namun, respon Yesus sepertinya agak tegas, “Mau apakah engkau dari aku?” Pada dasarnya, jawaban Yesus itu tegas tetapi tidak kasar. Jawabannya bukanlah sebuah penolakan. Dan karena bukan sebuah penolakan, ibunya langsung berpesan kepada pelayan-pelayan untuk menuruti apa saja yang dikatakan oleh Yesus. Maria berkata, “apa pun yang dia katakan, lakukan saja!” Di situ ada enam tempayan air yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi. Mereka perlu mencuci tangan sebelum makan. Cara mencuci tangan juga ada aturannya. Tangan tidak dicuci dalam baskom. Tangan harus dicuci dengan air mengalir, artinya air harus dituang dari atas. Biasanya mereka akan mengangat tangan mereka sedikit dan air dituangkan atas jari-jari mereka sehingga mengalir dari jari dan menetes dari siku. Hanya dengan cara pencucian begini, tangan kita tahir dan siap untuk makan. Jadi karena kebiasaan mencuci yang seperti ini, volume air yang dibutuhkan untuk pesta selama tujuh hari tentu saja sangatlah besar. Saat Yesus meminta mereka untuk mengisi tempayan dengan air, itu bukanlah tindakan semudah membuka keran air dan mengisinya. Di zaman itu, satu kampung hanya mempunyai satu dua sumur. Untuk mengisi tempayan itu, para pelayan harus pergi bolak-balik ke sumur dan mengisinya. Hanya orang super kaya yang mempunyai sumur pribadi. Enam tempayan pada waktu itu volumenya sekitar 120 hingga 180 gallon. Dan semua itu diubah menjadi anggur, diperkirakan sekitar 1000 botol anggur. Jadi kita bicara tentang jumlah anggur yang berkelimpahan! Di sinilah Yesus menyatakan kemuliaannya. Dan dia tidak menyatakan kemuliaannya kepada semua orang. Hanya segelintir orang yang tahu apa yang terjadi dan mengetahui kemuliannya. Hanya mereka yang melayani di dapur di tengah-tengah keramaian itu yang tahu. Yesus juga melakukan tandanya yang pertama melalui hal yang kecil dan tampak sepele, yaitu menyiapkan minuman di acara pesta. Kalau saudara terlibat dalam pelayanan menyiapkan konsumsi bagi acara gereja, itu merupakan kesempatan untuk mengalami Tuhan! Jangan berpikir bahwa bagian konsumsi itu pekerjaan yang kecil. Tidak, Yesus juga ada di situ, melakukan hal yang sama. Menyiapkan minuman untuk acara pesta apa lagi kalau kita siapkan untuk ibadah. Saya sempat berpikir tentang kepala pelayan dan para hadirin yang telah mencicipi anggur yang dibuat Yesus itu. Sebuah keajaiban besar dan bersejarah telah terjadi di tengah-tengah mereka, dan mereka tidak menyadarinya sama sekali! Jika saya salah satu dari mereka ini, saya tidak bisa membayangkan reaksi saya pada hari kebangkitan nanti. Namun saya pikir kisah ini adalah metafora yang sangat mencerminkan kenyataan. Tuhan secara diam-diam bekerja di mana-mana; karya keselamatannya tidak pernah berhenti sejak zaman Yesus; tetapi banyak orang yang sama sekali tidak menyadarinya! Kemuliaan Tuhan telah dinyatakan tidak jauh dari kita, tetapi kita melanjutkan kehidupan makan dan minum tanpa melihat apa-apa. Keajaiban bisa saja sedang terjadi di dapur kita, bahkan telah mencicipi keajaiban itu, tetapi kita melewatkannya begitu saja tanpa menyadari kita telah berpapasan dengan yang surgawi. Itulah yang disebut pepatah Inggris, “so near yet so far”. Kita mau melihat melihat beberapa poin penting. Pertama adalah kontras di antara Yesus dan Yohanes Pembaptis. Yohanes adalah seorang yang keras, pribadi yang memisahkan dirinya dari dunia. Keterpisahannya dari dunia adalah secara fisik. Dalam hal ini, Yesus sangat berbeda dari Yohanes. Kehidupan Kristen yang cenderung memisahkan diri dari dunia, bukanlah kehidupan Kristen yang normal. Yesus selalu hadir di tengah-tengah keramaian, di tengah-tengah pesta yang menyajikan anggur yang merupakan lambang sukacita. Keterpisahan orang Kristen bukanlah secara fisik tetapi keterpisahan di batin. Hati kita yang lepas dari dunia. Yesus hadir di tempat-tempat seperti itu, dan dia meninggalkan jejak-jejak kekudusan di situ. Dia pergi ke rumah orang-orang Farisi, ke tempat orang-orang berdosa. Dia bergaul dengan pezinah, dengan para pelacur. Yesus adalah terang dunia yang pergi ke tempat-tempat yang paling gelap untuk menerangi tempat-tempat itu. Jadi bukan seorang yang memisahkan diri dari dunia. Saat masih di Singapore, saya pernah sekali berkunjung ke sebuah pub. Pertama dan terakhir kali ke pub. Saya ke sana untuk memberitakan injil kepada seorang teman baik. Sudah lama tidak bertemu dan dia mengajak untuk bertemu dan kebetulan dia ada di pub. Di situlah saya bersama dia duduk berdua dan membagikan Injil di sana. Saran saya adalah melainkan saudara ada tujuan rohani, jangan ke tempat-tempat seperti itu. Kebanyakan dari kita, tanpa tujuan rohani, kita sebaliknya menajiskan diri sendiri dan bukannya menguduskan. Itulah hal yang pertama. Hal yang kedua adalah, Yesus sepertinya dengan sengaja memilih untuk membuat tandanya yang pertama di sebuah acara pernikahan. Saya percaya ini bukan sebuah kebetulan, karena pernikahan mempunyai makna rohani yang sangat-sangat penting di dalam Alkitab. Bahkan di dalam perayaan orang Yahudi, tidak ada perayaan yang lebih meriah dibandingkan dengan pernikahan. Umpamanya dapat dibaca di Yeremia 3310-11 bahwa di daerah ini, yang sudah menjadi reruntuhan, tanpa manusia dan tanpa hewan, di kota-kota Yehuda dan jalan-jalan Yerusalem yang sunyi sepi tanpa manusia, tanpa penduduk dan tanpa hewan. Begitu sepi sampai tidak ada hewan di sana. Namun, dikatakan bahwa akan terdengar lagi suara kegirangan dan suara sukacita. Suara siapa itu? Suara pengantin laki-laki dan suara pengantin perempuan. Dengan kata lain, suara kegirangan dan suara sukacita itu adalah suara pesta pernikahan. Mengapa hal ini begitu penting? Mengapa mukjizat pertama diadakan di pernikahan? Mengapa Yesus memilih acara pernikahan untuk memberikan tanda ini? Saya percaya ini mengandung makna rohani yang sangat-sangat penting. Alkitab diawali dengan sebuah pernikahan dan ditutup di Wahyu dengan sebuah pernikahan. Di Perjanjian Lama, bangsa Israel bahkan digambarkan sebagai istrinya Allah. Di seluruh isi Perjanjian Baru, Paulus menggambarkan rahasia besar itu, yaitu hubungan suami istri adalah cerminan dari hubungan antara Kristus dengan kita. Hubungan antara jemaat dan Kristus adalah cerminan dari hubungan suami istri. Di Matius 22, Kerajaan Allah digambarkan sebagai sebuah pesta nikah, pesta nikah anak Raja, seorang Raja yang ingin menikahkan anaknya. Jadi pesta di Kerajaan Surga adalah sebuah pesta nikah. Kemudian di Matius 25 yang berbicara tentang akhir zaman, di Perumpamaan Sepuluh Perawan yang Bodoh dan yang Bijaksana, itu juga dalam konteks sebuah pernikahan. Di Wahyu 219, disebut “Roh dan Pengantin itu”. Siapakah pengantin perempuan itu, yaitu mempelai anak Domba itu? Wahyu Yerusalem adalah pengantin yang berdandan untuk suaminya. Yohanes Pembaptis juga menggambarkan Yesus sebagai mempelai pria itu. Semua itu sangat-sangat penting untuk kita pahami. Seluruh Alkitab diwarnai dengan metafora pernikahan untuk mengambarkan hubungan antara Allah dan umat-Nya. Tujuan Allah menciptakan pernikahan, dia menciptakan kita laki-laki dan perempuan untuk mencerminkan hubungan antara Dia dan kita. Di tingkat daging, keduanya menjadi satu daging dan di tingkat roh, keduanya menjadi satu roh. Semua ini adalah informasi tetapi kalau mata saudara diterangi, itu benar-benar akan mengubah hubungan saudara dengan Allah, dan sekaligus mengubah hubungan saudara dengan pasangan saudara. Hubungan suami istri, hubungan dengan Allah dan juga hubungan dengan sesama akan ditransformasi, kalau saudara menangkap poin kenapa Allah menciptakan pernikahan. Kedua, kita mau melihat jawaban Yesus kepada ibunya. Pada dasarnya, inti dari jawaban Yesus kepada ibunya adalah, “Jangan beritahu aku, apa yang harus aku lakukan.” Ibu Yesus menginginkan Yesus untuk berbuat sesuatu. Ibunya mau mempengaruhi Yesus untuk berbuat sesuatu. Jawaban Yesus adalah, “Aku bukan pelaku kehendakmu, masaku belum tiba. Bapa belum berbicara, dan aku tidak berbuat apa-apa dari diriku sendiri. Jadi jangan berusaha mempengaruhi aku.” Yesus bukan pelaku kehendak manusia. Ia tidak mengizinkan hubungan manusia, dalam kasus ini seorang ibu sekalipun, untuk mempengaruhinya. Maria, ibunya tidak punya pengaruh ke atas Yesus. Hal ini penting dipahami karena sebagai seorang yang berusaha melakukan kehendak Allah, tidak ada seorang manusia pun yang seharusnya mempengaruhi saya, termasuk istri saya. Kadang-kadang sebagai suami dan istri, kita berusaha untuk saling mempengaruhi. Kartu saya yang terakhir adalah, “Hei wanita, ini kehendakmu atau kehendak Bapa yang kamu paksakan ini?” Untuk menyelesaikan segala perselisihan dan pendapat adalah, “ini kehendak siapa?” Perhatikan juga satu hal tentang Maria. Kenapa dia disebut sebagai wanita terhormat yang termasuk wanita yang sangat beriman. Dia tidak tersinggung sama sekali. Siapa saja yang ditegur seperti itu pasti tersinggung berat. Dia sama sekali tidak. Itu sebabnya, di dalam semua agama yang mengakui Maria, tokoh Maria sangat dihormati dan dikagumi. Air itu menjadi anggur. Dalam pelayanan Musa, air menjadi darah, membawa kematian. Itu sebuah kontras. Dalam pelayanan Yesus, air diubah menjadi anggur. Apa yang hambar diubah menjadi anggur. Kehidupan kita bisa saja sangat tawar dan hambar, sebuah rutinitas yang membosankan, hidup yang terasa tidak terlalu berarti, tetapi kalau Yesus hadir di tengah-tengah kita, dia mengubahnya menjadi sangat berharga dan mahal. Sesuatu yang terkandung power and pengaruh terhadap diri kita dan orang lain. Sama seperti anggur. Anggur itu seperti air yang hidup, yang memiliki pengaruh yang besar pada diri kita. Siapa saja yang pernah meminum anggur akan merasakan besarnya pengaruhnya atas diri kita. Kita langsung ditransformasi! Itulah yang terjadi ketika Roh Kudus turun atas kita. Kepribadian kita berubah. Di dalam Alkitab, anggur juga merupakan lambang sukacita. Itu juga berarti, kalau kita orang Kristen yang berjalan dan bergaul bersama Tuhan, itu berarti semakin kita bertumbuh, sukacita kita akan makin bertambah. Orang Kristen dicirikan oleh sukacita. Sukacita di sini bukan berarti hepi-hepi yang dangkal. Namun, sukacita yang sangat mendalam, yang berasal dari dalam hati. Bukan berarti, kita senang-senang terus. Di Mazmur 104, dikatakan anggur menyegarkan hati manusia, membuat muka berseri-seri. Apatah lagi anggur yang berasal dari Roh Kudus, yang benar-benar menyegarkan hati manusia. Kita sedang membicarakan tentang kebahagiaan sejati di sini. Saya mengenang kembali dua puluh tahun kehidupan saya tanpa Tuhan. Suatu kekosongan yang luar biasa. Setiap sore, saya akan mengayuh sepeda tua mengeliling kota tanpa tujuan. Bersepeda hampir dua jam setiap sore, dari jam lima sampai jam tujuh. Sambil mengayuh, bertanya-tanya apa tujuan hidup yang terasa kosong dan tidak berarti ini. Waktu masih muda dan sebenarnya secara lahiriah agak sukses apakah dalam pendidikan akademis maupun olahraga. Saya mewakili sekolah dalam beberapa cabang olahraga. Sekalipun tidak berkekurangan apapun dalam hal jasmani, tetapi hidup tetap terasa kosong dan tidak berarti. Selama dua puluh tahun pertama kehidupan saya dijalani dalam keadaan yang benar-benar tersiksa. Sangat sengsara di dalam batin. Pribadi saya termasuk yang condong depresi tetapi semakin lama saya mengenal Tuhan, semua itu berangsur hilang. Dua hari yang lalu saya membaca laporan dari CNN yang berjudul, “The Sad Clown” atau “Badut yang Sedih”. Artikel ini adalah tentang riset ke atas badut-badut atau orang-orang yang melakukan stand-up komedi. Ternyata, profesi ini adalah salah satu profesi yang paling menyedihkan. Sekalipun tugas mereka adalah untuk membuat orang ketawa, tetapi ironisnya mereka termasuk yang paling sedikit ketawa di dalam kehidupan pribadi mereka. Menurut artikel ini, mereka ini sepertinya sedikit mengalami penyakit mental dan secara batin sangat-sangat tertekan dan tersiksa. Riset ini menggali kenapa usia mereka rata-rata juga lebih pendek daripada orang lain pada umumnya. Ditemukan bahwa mereka berusaha untuk menghibur orang lain, menjadi badut maupun stand-up komedian untuk mengisi kekosongan batin mereka. Sukacita bukan bersenang-senang, ketawa ria, tetapi sesuatu yang sangat mendalam dari hati. Anggur menyukakan hati manusia. Saya berusaha untuk hidup dekat dengan Tuhan, tidak selalu berhasil, tetapi berusaha untuk hidup dekat dengan Tuhan agar tidak ada satu hari pun mengalami depresi. Lelah ya, tetapi depresi tidak. Hal yang berikut, pokok yang cukup penting adalah, perhatikan ayat 10, “setiap orang pertama-tama menyuguhkan anggur yang baik, kemudian barulah yang tidak baik.” Inilah cara dunia. Cara dunia sangat berbeda dengan cara Tuhan. Cara dunia adalah yang terbaik dulu, sampahnya menyusul. Itulah ciri dari kondisi dunia ini. Pada mulanya semuanya wangi-wangi, pada akhirnya, semuanya membusuk. Secara fisik memang seperti itu. Bayi lahir, sangat lucu pada awalnya tetapi akan berakhir dengan menjadi seorang tua yang jelek. Dunia memang seperti itu, yang terbaik dulu, yang jelek datang kemudian. Kita bisa ke pesta yang mewah, yang terbaik, berpesta pora dan menyenangkan. Namun, banyak yang berakhir dengan penyesalan, air mata dan kesengsaraan terutama dalam kasus kekerasan maupun percabulan. Yang terbaik dulu, sampah kemudian. Kadang-kadang orang ke gereja dan setelah beberapa tahun mereka pergi. Kalau mereka pergi dan mencari Tuhan di tempat lain, atau merasa lebih dapat bertumbuh di tempat lain, itu tidak menjadi masalah. Namun, kalau saudara setelah beberapa tahun beribadah dan akhirnya memutuskan untuk mencari dunia saja, hal ini membuat saya sangat sedih. Karena dunia hanya indah pada awalnya, sampahnya menyusul. Apa yang menunggu saudara di luar sana adalah yang tidak baik. Yang terbaik disuguhkan dulu, sampahnya kemudian. Jalan Tuhan sangat berbeda, persis seperti anggur. Makin lama, makin baik. Makin berharga dan makin kaya, makan halus rasanya. Seperti anggur. Sekadar informasi, anggur termahal di dunia bernama Screaming Eagle berharga USD 500,000. Anehnya, anggur termahal ini anggur tahun 1992. Yang kedua mahal, tahun 1945 dst. Terapkan hal ini dalam kehidupan rohani dan kehidupan pernikahan saudara. Pasangan yang baru bernikah akan masuk ke dalam dunia nyata setelah bulan madu berakhir. Apa dunia nyata itu? Dunia nyata adalah dunia berantem. Itulah dunia. Saya bukan salesman, pramuniaga, saya tipe yang tidak bisa jual apa apa pun. Namun, berhubung dengan hal-hal rohani, tidak kira seindah apa pun bahasa saya, tidak akan lebih indah daripada kenyataannya. Saya berani menyaksikan bahwa jika saudara mengundang Yesus ke dalam hidup saudara, ke dalam pernikahan saudara, semuanya akan menjadi semakin indah dan semakin baik. Dengan bergulirnya waktu, semuanya akan menjadi lebih baik. Semuanya ini tergantung apakah saudara percaya atau tidak. Saya tidak mengerti kenapa orang mau mencari dunia, sebaik apapun yang ditawarkan oleh dunia, akan kemudiannya diikuti oleh sampah. Dalam Kristus, dalam Roh, hidup kita hanya akan menjadi semakin baik. Karena yang ditawarkan Tuhan kepada kita sangat berbeda dengan apa yang ditawarkan oleh dunia. Itu sebabnya Yesus dapat berkata bahwa damai sejahtera yang aku berikan kepadamu, tidak seperti yang diberikan oleh dunia. Di dunia juga mempunyai damai sejahtera, banyak orang yang menemukan damai sejahtera di dunia. Jangan pikir hanya ada damai sejahtera di dalam Tuhan. Namun, percayalah, damai sejahtera dari Yesus sangat berbeda dari damai sejahtera yang diberikan dunia. Apa pun yang diberikan dunia akan diikuti dengan sesuatu yang inferior. Apakah hidup saudara tawar, hambar? Hidup terasa seperti sebuah rutinitas, seperti air, hambar dan tidak berasa? Hidup terasa membosankan, terasa kosong? Jadilah seperti Maria, tidak malu sekalipun ditegur, katakanlah, “aku kehabisan anggur”. Tidak ada sukacita lagi, tidak ada apa-apa lagi. Hanya air tawar, hanya rutinitas. Undanglah Yesus ke dalam hidup saudara. Undanglah dia ke dalam pernikahan saudara. Tidak perlu berpura-pura, kalau memang sudah habis, katakanlah habis. Tidak perlu berpura-pura menunjukkan wajah senang kepada orang. Katakan kepada dia, kami kehabisan anggur. Kedua, hanya beberapa orang di dapur yang mengalami mukjizat itu. Saya bisa membayangkan betapa kagetnya pelayan-pelayan itu. Seluruh pesta itu, tidak ada yang tahu apa yang telah terjadi. Tamu tidak tahu, hanya pelayan-pelayan yang tahu. Pesan Maria kepada mereka adalah, “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!” Just do it! Seperti kaos Nike saya. Itu pesan yang teramat penting. Apa saja yang dikatakan Yesus kepada saudara, lakukan saja. Lihat bagaimana dia membawa anggur itu kembali ke dalam hidup saudara. Lihat bagaimana Tuhan mengubah hubungan saudara dengan Allah. Lihat bagaimana Tuhan akan mentransformasi kehidupan dan pernikahan saudara. Ini sebuah berita baik juga untuk semua pernikahan. Tanda pertama, mukjizat pertama, terjadi dalam pernikahan. Kiranya firman hari ini memberkati saudara. Bahwa di dalam dia, tidak ada kekecewaan. Semua ini tergantung pada iman saudara, apakah saudara percaya atau tidak. Berikan Komentar Anda
Adegannya adalah pesta pernikahan desa. Di Palestina, pernikahan adalah peristiwa yang sangat penting. Itu adalah hukum Yahudi bahwa pernikahan seorang perawan harus dilakukan pada hari Rabu. Ini menarik karena memberi kita tanggal untuk bekerja kembali; dan jika pernikahan ini terjadi pada hari Rabu itu pasti hari Sabat ketika Yesus pertama kali bertemu Andreas dan Yohanes dan mereka tinggal bersamanya sepanjang hari. Pesta pernikahan berlangsung lebih dari satu hari. Upacara perkawinan itu sendiri berlangsung sore hari, setelah pesta. Setelah upacara, pasangan muda itu dibawa ke rumah baru mereka. Saat itu hari sudah gelap dan mereka dibawa melalui jalan-jalan desa dengan cahaya obor yang menyala dan dengan kanopi di atas kepala mereka. Mereka diambil dengan rute sepanjang mungkin sehingga sebanyak mungkin orang memiliki kesempatan untuk mendoakan mereka dengan baik. Tetapi pasangan yang baru menikah tidak pergi untuk berbulan madu; mereka tinggal di rumah; dan selama seminggu mereka tetap open house. Mereka mengenakan mahkota dan mengenakan jubah pengantin mereka. Mereka diperlakukan seperti raja dan ratu, benar-benar disapa sebagai raja dan ratu, dan kata-kata mereka adalah hukum. Dalam kehidupan di mana ada banyak kemiskinan dan kerja keras terus-menerus, minggu perayaan dan kegembiraan ini adalah salah satu kesempatan saat bahagia seperti inilah Yesus dengan senang hati berbagi. Tapi ada yang tidak beres. Kemungkinan besar kedatangan Yesus menyebabkan suatu masalah. Dia telah diundang ke pesta itu, tetapi dia datang tidak sendirian tetapi dengan lima murid. Tambahan lima orang itu barangkali bisa menyebabkan hal-hal yang merepotkan. Pada saat itulah anggur pesta Yahudi, anggur sangat penting. "Tanpa anggur," kata para rabi, "tidak ada sukacita." Bukan karena orang mabuk, tetapi di Timur anggur sangat penting. Mabuk sebenarnya adalah aib besar, dan mereka benar-benar meminum anggur mereka dalam campuran yang terdiri dari dua bagian anggur dan tiga bagian air. Di dalam kehidupan sehari-hari, persediaan anggur harus selalu ada. Kalau anggur tidak ada maka keluarga yang bersangkutan merasa mendapat persoalan besar, sebab keramah-tamahan yang dibarengi dengan anggur merupakan tugas suci setiap orang dan keluarga. Kehabisan anggur di dalam suatu pesta perkawinan merupakan penghinaan yang tak terhingga bagi kedua mempelai. Jadi Maria datang kepada Yesus untuk memberitahu Dia mengenai hal itu. Dalam Perjanjian Baru terjemahan Bode, kita temukan jawaban Yesus sebagai berikut “Hai perempuan, apakah yang kena-mengena di antara Aku dengan engkau?” Terjemahan Bode ini terlalu harfiah dan kehilangan makna yang sebenarnya. Di situ jawab Yesus sangat kasar dan kurang hormat. Padahal yang dimaksudkan ialah agar Maria tidak khawatir dan bahwa Yesus akan menyelesaikan soal itu menurut cara-Nya sendiri. Perjanjian Baru Terjemahan Baru menterjemahkan jawaban Yesus itu demikian “Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu?” Terjemahan ini lebih baik dari yang Yunani “gunai” yang diterjemahkan “perempuan” memang bisa mengandung arti yang agak menyesatkan. Kata “perempuan” bisa mengandung arti yang kasar, apalagi kalau dipakai dalam hubungan kekerasan. Tetapi kata tersebut bisa juga mengandung arti yang halus dan penghormatan. Kata “gunai” itu dipakai oleh Yesus di kayu salib ketika Ia berkata kepada Maria, ibu-Nya, dan menyerahkannya kepada Yohanes Yohanes 1926. Kata itu juga dipakai oleh Agustus, kaisar Romawi, untuk Cleopatra isterinya yang dari Mesir. Dalam bahasa Indonesia, dan khususnya dalam cerita yang kita pelajari sekarang, kata “gunai” diterjemahkan dengan “ibu”. Terjemahan itu tepat pun cara Yesus menjawab kegelisahan Maria, Maria tetap percaya kepada-Nya. Dia menyuruh para pelayan untuk melakukan apa yang Yesus perintahkan. Di depan pintu ada enam tempayan yang bisa memuat dua sampai tiga buyung air. Jadi tempayan itu berukuran besar. Yohanes menulis kitab Injilnya itu untuk orang Yunani. Itulah sebabnya ia memberikan keterangan, bahwa tempayan itu ada di situ serta berisi air untuk upacara pembersihan menurut kebiasaan Yahudi. Air itu mempunyai dua maksud Pertama, dipakai untuk membasuh kaki sebelum orang masuk ke dalam rumah. Jalan-jalan di Palestina adalah jalan tanah biasa. Sandal sebagai alas kaki hanyalah sekedar alas telapak kaki yang diikatkan dengan tali. Pada hari-hari yang panas, kaki akan tertutup oleh debu dan pada hari-hari hujan kaki terkena lumpur. Air dipergunakan untuk membasuh kaki yang kotor air diperlukan untuk membasuh tangan. Orang Yahudi yang asli akan membasuh tangan sebelum makan dan selama makan kalau tangan dirasa kotor. Caranya ialah, mula-mula tangan diangkat agak tinggi, lalu disiram dengan air sampai ke pergelangan. Setelah itu taqngan diturunkan sedikit, lalu disiram air dan air mengalir dari pergelangan ke jari-jari. Cara tersebut dilakukan untuk masing-masing tangan. Akhirnya telapak tangan dibasuh dengan cara menggosok-gosokkannya pada pergelangan tangan yang lain. Peraturan upacara Yahudi mengatakan bahwa pembasuhan tangan seperti itu harus dijalankan sebelum mulai makan dan kalau akan mengambil makanan lain yang disajikan. Kalau tidak dilakukan. Maka tangan tetap akan dianggap tidak kedua maksud itulah maka dalam pesta perkawinan di Kana tersebut disediakan enam tempayan yang memerintahkan agar tempayan-temnpayan itu diisi dengan air hingga penuh. Yesus menekankan hal itu agar supaya jelas bahwa memang hanya air-lah yang diisikan ke dalam tempayan tersebut. Kemudian Yesus memerintahkan agar para pelayan mencedok air itu dan membawanya kepada pemimpin pesta, yang dalam bahasa Yunani disebut “arkhitriklinos”. Di dalam pesta-pesta orang Romawi selalu ada pemimpinnya yang disebut “arbiter bibendi” yang mengatur minuman. Kadang-kadang salah seorang tamu bertindak sebagai pembawa acara di dalam pesta perkawinan kita, “arkhitriklinos” kira-kira sama dengan pemimpin para pelayanan, yang mengatur tempat para tamu duduk dan mengawasi jalannya pesta. Ketika ia mencicipi air yang telah menjadi anggur, ia sangat keheranan. Ia lalu memanggil mempelai laki-laki, dan berkata sambil bersenda-gurau “Pada umumnya orang menyajikan anggur yang baik lebih dahulu, dan kalau para tamu sudah mulai mabuk, dan cita rasa mereka mulai tumpul, serta mulai kurang peduli terhadap rasa minuman yang diminum, anggur yang kurang baik mulai disajikan; tetapi engkau baru menyajikan yang terbaik sekarang.”Jadi Yesus untuk pertama kali menyatakan kemuliaan-Nya justru di suatu pesta perkawinan di desa Kana, Galilea. Dan di situ pula para murid-Nya mengetahui siapa sebenarnya Yesus, meskipun hanya sekejapAda beberapa aspek yang muncul dari tindakan mujizat yang dilakukan oleh Yesus, setidaknya ada 3 tiga hal yang bisa kita catat, antara lain[1]. Kita catat SAAT peristiwa itu terjadi. Peristiwa itu terjadi dalam suatu pesta perkawinan. Yesus sendiri tidak merasa canggung di dalam pesta semacam itu. Ia bukanlah seorang pengganggu kesenangan. Ia senang untuk ikut serta dalam kesukacitaan pesta perkawinan semacam ada sejumlah penganut agama yang suka menampilkan wajah muram ke manapun mereka pergi. Mereka selalu menaruh curiga terhadap berbagai macam kesenangan dan kegembiraan,. Bagi mereka agama adalah sesuatu yang harus dinampakkan dengan pakaian gelap, suara besar dan bernada rendah, serta menjauhi pergaulan sosial masyarakat. Charles H. Spurgeon, dalam bukunya yang berjudul “Lectures To My Students” memberikan nasihat yang bijaksana, tetapi juga pedas. Ia mengatakan, “Nada-nada berat yang menakutkan hanya pantas bagi para penggali kubur, sedangkan Lazarus dibangkitkan bukan oleh keluh kesah kosong.” “Aku mengenali banyak orang beragama yang penampilannya, dari kepala sampai ujung kaki, dari pakaiannya, nada bicaranya, tingkah laku, dasi, dan sepatunya, begitu berlagak saleh sehingga kemanusiaannya tidak nampak sedikitpun....” “Beberapa orang laki-laki memakai selendang putih yang dililitkan pada kepalanya, sehingga kemanusiaannya yang asli terselubung di dalamnya..”“Seseorang yang tidak mempunyai keramah-tamahan terhadap orang lain, sebaiknya menjadi tukang gali kubur untuk para orang mati, karena ia tidak akan pernah bisa mempengaruhi orang lain yang masih hidup.” “Aku inginkan agar setiap orang memiliki keriangan untuk memenang-kan orang lain, bukan jiwa kesemberonoan dan pembual, melainkan jiwa yang ramah dan gembira. Lebih banyak lalat yang terpikat madu daripada cuka, dan lebih banyak orang yang masuk sorga karena perbuatan orang yang berwajah kasih daripada perbuatan orang berwajah durja.”Yesus sendiri tidak pernah menganggap kegembiraan sebagai kejahatan. Karena itu para pengikut-Nya pun tidak perlu menganggap kegembiraan sebagai kejahatan. [2]. Kita catat TEMPAT peristiwa itu terjadi. Peristiwa irtu terjadi di suatu rumah yang sederhana di sebuah desa di daerah Galilea. Mungkin itu terjadi bukan dalam suatu peristiwa besar dengan kehadiran banyak orang. Mujizat itu terjadi di dalam suatu dalam bukunya yang berjudul “A Portrait of St. Luke”, Green Armytage, membicarakan tentang Kesukaan Lukas untuk menampilkan Yesus di tengah-tengah kenyataan keluarga dan orang-orang yang sederhana. Dengan tandas ia mengatakan bahwa Lukas telah menghadirkan Allah di tengah-tengah kehidupan rumah tangga dan ditengah-tengah hal-hal yang biasa di dalam kehidupan manusia. Tindakan Yesus di Kana Galilea menunjukkan sikap dan pandangan Yesus tentang rumah tangga. Di dalam rumah tangga itulah Yesus menyatakan sikap dan pandangan banyak orang terhadap rumah, terdapat suatu pertentangan yang aneh. Pada satu pihak semua orang akan mengakui bahwa tak ada tempat yang lebih indah di dunia ini kecuali rumah sendiri. Tetapi pada pihak lain, mereka juga mengakui, bahwa justru di dalam rumah sendiri itu mereka merasa berhak untuk bertindak sangat tidak sopan, sangat canggung, sangat egoistis dan kurang ajar. Di dalam rumah sendiri mereka justru melakukan banyak hal yang mereka tidak berani lakukan di luar. Banyak di antara kita akan memperlakukan orang-orang yang yang sangat kita kasihi dengan cara-cara yang tidak akan kita pakai untuk memperlakukan teman atau kenalan. Yang sering terjadi ialah, bahwa malah orang lain-lah yang melihat kebaikan kita, sedangkan orang yang tinggal bersama kita hanya melihat keburukan kita. Namun, kita harus selalu ingat, bahwa justru di dalam rumah yang sederhanalah Yesus menyatakan kemuliaan-Nya. Bagi Yesus rumah adalah tempat, di mana tidak ada yang baik kecuali kebaikan-Nya sendiri.[3]. Kita mencatat MENGAPA peristiwa itu terjadi. Kita telah lihat bahwa di Timur Tengah keramah-tamahan adalah suatu tugas suci. Pada hari itu keluarga yang mengadakan pesta perkawinan akan sangat diper-malukan kalau anggurnya habis. Untuk mendorong sebuah keluarga sederhana di Galilea itulah Yesus menyatakan kuasa-Nya. Yesus melakukan hal itu karena ia menaruh belas kasihan, kebaikan dan pengertian yang mendalam, terhadap rakyat kecil dan sederhana setiap orang dapat melakukan hal yang besar di dalam dan bagi suatu peristiwa besar. Tetapi hanya Yesuslah yang melakukan hal yang besar di dalam suatu peristiwa keluarga yang kecil dan sederhana. Agaknya ada suatu kejahilan manusiawi yang alamiah, di mana orang merasa gembira kalau ada orang lain yang sengsara. Kejahilan demikian itu nampak pula di mana orang merasa senang untuk memper-gunjingkan kesengsaraan orang lain di tempat dan saat apa Yesus, Tuhan semua yang hidup dan Raja kemuliaan, justru memakai kuasa-Nya untuk menolong dan menyelamatkan pasangan muda Galilea itu dari kejatuhan dan merasa dipermalukan. Dengan perbuatan yang sama, yaitu tindakan yang penuh pengertian dan kebaikan yang tanpa banyak bicara kita dapat menunjukkan bahwa kita adalah pengikut Yesus Kristus. Selanjutnya cerita ini secara indah menunjukkan dua hal tentang kepercayaan Maria terhadap Yesus.1. Secara segera dan sengaja Maria datang kepada Yesus ketika ada sesuatu yang tidak bersama-Nya. Ada suatu cerita tradisi kuno yang menceritakan tentang masa kecil Yesus di Nazaret. Cerita itu mengatakan, bahwa banyak orang yang datang kepada Yesus. Mereka datang karena merasa lelah, khawatir, panas, terganggu dan hampir putus asa. Ketika mereka melihat Yesus, semua gangguan itu hilang. Cerita itu cukup menarik. Dan sampai sekarang masih berlaku, bahwa siapa pun yang mengenal Yesus secara akrab akan selalu datang kepada-Nya, kalau ia merasakan adanya sesuatu yang tidak beres. Dan Yesus tidak pernah mengecewakan mereka itu.2. Meskipun Maria tidak mengerti apa yang akan dilakukan oleh Yesus, dan meskipun Yesus nampak akan menolak permintaan Maria. Maria tetap percaya kepada-Nya. Itulah sebabnya Maria meminta kepada para pelayan pesta untuk melakukan apa yang dikatakan oleh Yesus. Maria mempunyai iman yang kuat meskipun ia tidak mengerti. Ia tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh Yesus, tetapi ia yakin bahwa Yesus akan melakukan sesuatu yang benar. Di dalam kehidupan kita, sering ada masa-masa yang gelap ketika kita tidak mengetahui apa-apa. Sering kita mengalami kejadian-kejadian yang tidak kita mengerti sebab atau maknanya. Berbahagialah orang yang tetap percaya meskipun ia tidak ini pun menceritakan sesuatu tentang Yesus. Dalam jawaban-Nya kepada Maria, Yesus berkata, “Saat-Ku belum tiba.” Di dalam seluruh cerita Injil Yesus selalu berbicara tentang “saat-Nya”. Di dalam Yohanes 76,8, Ia berbicara tentang waktu pemunculan-Nya sebagai dalam Yohanes 1223 dan 171; Matius 2618, 45 dan Markus 1441 Yesus berbicara tentang waktu penyaliban dan sepanjang hidup-Nya Yesus mengetahui bahwa kedatangan-Nya ke dunia ini adalah untuk suatu maksud dan tugas tertentu. Ia melihat hidup-Nya bukan menurut keinginan-Nya sendiri melainkan menurut kehendak Allah terhadap diri-Nya. Ia melihat hidup-Nya bukan dalam hubungan dengan waktu yang berubah-ubah, melainkan dalam hubungan dengan kekekalan yang abadi. Sepanjang hidup-Nya Yesus secara teguh berjalan menuju saat yang telah ditentukan bagi-Nya, dan yang Ia ketahui, berhubung dengan kedatangan-Nya ke dalam dunia ini. Demikian pula kita harus berpikir tentang maksud Allah terhadap diri kita dan bukan berpikir maksud serta keinginan kita sendiri. Kita ada di dalam dunia ini bukan untuk memenuhi maksud dan keinginan kita sendiri, melainkan untuk memenuhi maksud dan kehendak dalam cerita ini disebutkan ada enam tempat air dari batu; dan atas perintah Yesus air di dalamnya berubah menjadi anggur. Menurut orang Yahudi, angka tujuh merupakan angka yang lengkap dan sempurna, dan angka enam adalah angka yang belum lengkap dan belum sempurna. Enam tempat air dari batu itu menunjuk kepada ketidak-sempurnaan semua hukum Yahudi. Yesus datang untuk menghapuskan ketidaksempurnaan hukum itu dan menggantikannya dengan anggur baru, Injil anugerah-Nya. Yesus merubah ketidak-sempurnaan hukum menjadi kesempurnaan satu hal lagi yang perlu dicatat dalam hubungan ini. Ada enam tempat air dari batu, yang masing-masing berisi air dua sampai tiga buyung, dan diubah oleh Yesus menjadi anggur. Jumlah semua isinya kira-kira bisa mencapai 720 liter. Dan semuanya itu menjadi anggur. Cerita ini memang tidak harus dimengerti secara hurufiah. Yang dimaksudkan oleh Yohanes ialah bahwa anugerah Yesus yang datang kepada manusia adalah cukup bagi siapa saja. Tidak ada suatu pesta perkawinan yang akan bisa menghabiskan 720 liter anggur. Tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang bisa menghabiskan anugerah Yesus. Anugerah itu sungguh-sungguh mulia dan berlimpah-ruah. Yohanes hendak menjelaskan kepada kita bahwa di dalam Yesus ketidak-sempurnaan telah menjadi kesempurnaan, dan anugerah menjadi tidak terbatas, cukup, dan bahkan lebih dari cukup bagis Setiap kita tahu apa yang hendak Yohanes ajarkan kepada kita. Setiap cerita tidak hanya menceritakan sesuatu yang dilakukan Yesus untuk satu kali saja, melainkan tentang sesuatu yang Yesus lakukan terus menerus. Yohanes tidak menceritakan tentang hal-hal yang sekali pernah dilakukan Yesus di Palestina, melainkan tentang hal-hal yang masih sedang Yesus lakukan sekarang juga. Dan apa yang diinginkan oleh Yohanes di sini bukannya supaya kita mengetahui bahwa Yesus pernah pada suatu hari merubah air dalam tempayan menjadi anggur. Yohanes ingin agar kita mengetahui bahwa apabila Yesus datang ke dalam hidup seseorang, di situ datang juga suatu kualitas baru seperti berubahnya air menjadi anggur. Tanpa Yesus, hidup hanyalah kosong, hambar dan tidak bermakna. Kalau Yesus masuk ke dalamnya, hidup itu menjadi hidup, gairah dan menyenangkah. Tanpa Yesus, hidup adalah membosankan dan tidak menarik. Dengan Yesus, hidup itu bergerak, bergetar dan penuh Sir Wilfred Grenfell menghimbau untuk mendapatkan sukarela-wan bagi pekerjaannya di Labrador, ia mengatakan bahwa ia tidak bisa menjanjikan uang banyak, tetapi ia memberi mereka janji mengenai waktu yang bermakna dalam hidup mereka. Janji seperti itulah juga yang diberikan oleh Yesus kepada bahwa Yohanes menulis Injilnya tujuh puluh tahun setelah Yesus disalib. Selama tujuh puluh tahun itu Yohanes telah memikirkan, merenungkan dan mengingat-ingat Yesus, sampai ia melihat makna serta hal-hal penting yang dahulu tidak dilihatnya. Ketika Yohanes menuturkan cerita ini, ia ingat tentang kenyataan hidup bersama Yesus. Ia mengatakan “Ke mana saja Yesus pergi dan kapan saja Yesus datang ke dalam hidup, semuanya itu laksana air yang berubah menjadi anggur.” Di dalam cerita ini Yohanes sendiri berkata kepada kita sekarang “Kalau anda menginginkan kesukacitaan yang baru, jadilah pengikut Yesus, dan anda akan mengalami perubahan hidup seperti air yang berubah menjadi anggur.” Amin.
- Misteri selama berabad-abad tentang lokasi di mana Yesus melakukan mukjizat pertama akhirnya mulai terjawab. Menurut Injil Yohanes, peristiwa Yesus mengubah air menjadi anggur dalam pesta pernikahan di Kana, merupakan mukjizat pertamanya. Namun, selama ratusan tahun para peziarah diyakinkan bahwa Kana yang dimaksud dalam Injil Yohanes adalah Kafr Kanna, sebuah kota di Israel utara. Di situ para peziarah mengunjungi Gereja Pernikahan yang dibangun pada abad ke-20. Nyatanya, lokasi yang sebenarnya sudah lama menjadi perdebatan; termasuk lokasi yang saat ini sering dikunjungi para peziarah. Dilansir dari warta The Express, Kamis 30/08/2018, baru-baru ini para arkeolog menyimpulkan bahwa Kana yang dimaksud dalam Alkitab adalah kawasan bukit gersang yang berada lima mil lebih jauh ke utara dari lokasi yang dipercaya saat ini. Lokasi itu merupakan bekas situs Khirbet Qana, sebuah desa Yahudi yang ada antara tahun 323 SM dan tahun 324. Dua daerah yang diklaim sebagai Kana, tempat Yesus pertama kali membuat mukjizat. net Di lokasi itu para arkeolog telah menemukan sejumlah petunjuk penting. Penggalian situs tersebut mengungkap adanya jaringan terowongan yang digunakan untuk ibadah kekristenan, ditandai dengan salib dan petunjuk-petunjuk pada “Kyrie Iesou”, sebuah frasa Yunani yang berarti “Tuhan Yesus”. Di situ juga ada altar dan rak dengan sisa-sisa bejana batu. Selain itu ada enam guci batu tempat menyimpan anggur seperti dalam kisah Alkitab tentang mukjizat itu. Dr Tom McCollough, yang memimpin penggalian situs, mengatakan, ada tiga situs lain yang dipercaya sebagai Kana. “Tapi tak satupun memiliki bukti utuh seperti Khirbet Qana,” kata dia. “Kami menemukan kompleks besar gua pemujaan Kristen yang digunakan para peziarah Kristen untuk menghormati keajaiban air menjadi anggur.” Lokasi tempat pemujaan kekristenan di Khirbet Qana. The Express
kisah yesus mengubah air menjadi anggur